Rabu, 29 Oktober 2014

Kejujuran mengalahkan Kepintaran

Hai guys..
Hari ini saya akan membahas tentang seseorang yang bernama Andri Rizki Putra. Siapakah Andri Rizki Putra?? langsung aja ke ceritanya ya..
  Andri Rizki Putra, atau akrab disapa Rizki. Pemuda kelahiran Medan, 23 tahun ini adalah seorang sarjana hukum mengidamkan sistem pendidikan yang jujur. Bukan hanya berharap, dia memilih untuk mendirikan lembaga pendidikan sendiri yang mengutamakan kejujuran murid-muridnya.
  Hanya satu tahun duduk di bangku SMA formal, Rizki memilih untuk tidak melanjutkan sekolah dan mendidik dirinya sendiri di rumah, mengikuti sebuah metode yang disebutnya sebagai “unschooling”. Meskipun demikian, dengan berbekal Ijazah Kesetaraan Paket C, Rizki mampu menembus seleksi ketat penerimaan Fakultas Hukum Universitas Indonesia di tahun 2007. Pada tahun 2011, ia lulus dengan predikat Cum Laude.
  Tentang Rizki :
Dia anak tunggal, lahir di Medan dari ayah keturunan Tionghoa dan ibu Batak. Waktu kecil saya termasuk anak yang hiperaktif. Saya berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan broken home.

INI ADALAH PROFIL DARI ANDRI RIZKI PUTRA :





Terimakasih sudah berkunjung ke Blog saya. Maaf ya kalau saya salah informasi tentang ini.

Salah Menggunakan Sosial Media


Akhir-akhir ini banyak orang yang salah menggunakan Sosial Media terutama pada anak-anak yang sekarang sudah mulai tumbuh dewasa dan termasuk para siswa SMP Pius Bakti Utama Gombong. Biasanya mereka menggunakan kata-kata yang tidak baik, seperti : menyinggung orang lain, menulis kata-kata yang kotor, menghina  melalui Facebook atau Twitter.

CONTOH STATUS YANG TIDAK BENAR !


Sebaiknya para siswa SMP Pius dibina oleh para guru agar bisa menggunakan sosial media dengan baik dan benar. Seharusnya sosial media digunakan untuk saling berkomunikasi satu sama lain dengan jarak jauh bukannya untuk membuat masalah di sosial media yang tidak masuk akal sehingga dapat membuat masalah yang tidak kunjung selesai. Jika ada siswa yang menggunakan sosial media dengan tidak benar sebaiknya mereka mendapatkan bimibingan khusus agar mereka bisa mengerti bahwa sosial media bukan digunakan untuk membuat masalah dengan orang lain.